Tabla de Contenidos
Pengetahuan tentang makna “menunjukkan” dan “berkonotasi” sangat penting untuk memahami bahasa lisan dan tulisan. Denotasi adalah makna literal dan langsung yang dimiliki oleh sebuah kata atau frase . Sebaliknya, konotasi adalah makna tambahan atau pelengkap yang dimilikinya.
bahasa denotatif dan konotatif
Pilihan kata memainkan peran yang sangat penting dalam komunikasi, baik tertulis maupun lisan. Terutama, dalam sastra dan linguistik, bahasa denotatif dan konotatif memberi satu atau lebih arti pada segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Untuk lebih memahami terdiri dari apa masing-masing dan bagaimana penggunaannya, perlu untuk melihatnya secara detail.
apa itu denotasi
Menurut Royal Spanish Academy, istilah denote berasal dari bahasa Latin denotare , yang berarti “menandai”, “mencatat”, “menunjuk” dan berarti:
- Tunjukkan, umumkan, tandai.
- Berarti secara obyektif.
Oleh karena itu, menunjukkan hanya itu, menunjukkan, menunjukkan sesuatu secara objektif. Artinya, denotasi adalah arti kata atau frase yang biasa, literal, objektif dan langsung.Dalam denotasi, pengertian itu eksplisit . Misalnya: “Apel itu berwarna merah.” Di sini warna objek tertentu disebutkan, tanpa basa-basi. Arti kalimat ini jelas, langsung dan dapat dengan mudah ditafsirkan.
Bahasa denotatif memungkinkan untuk mengungkapkan secara tepat dan efektif pesan yang akan dikomunikasikan.
Denotasi umum dalam kamus, ensiklopedi, artikel ilmiah, dan berita.
apa itu konotasi
Istilah konotatif berarti membawa, mengimplikasikan, memiliki pengertian yang saling melengkapi, selain maknanya sendiri atau denotatif. Konotasi memberi arti tambahan pada kata atau frasa yang tersirat dan tidak langsung, subyektif, dan simbolik. Interpretasinya akan tergantung pada konteks dan visi, imajinasi, dan pengalaman pribadi penerima.
To connote berarti menambahkan makna ganda atau makna kiasan pada sebuah ekspresi. Misalnya: “Matanya dua bintang.” Di sini makna konotatifnya mungkin matanya terang, besar, jauh, dll, seperti bintang-bintang.
Konotasi memberikan kekayaan yang lebih besar pada teks, karena memungkinkan pengungkapan makna yang lebih luas dalam konteks dan menggunakan sumber linguistik yang berbeda seperti perbandingan, metafora, kiasan, dll.
Bahasa konotatif umumnya ekspresif dan sering muncul dalam sastra dan puisi fiksi.
Perbedaan Antara Denote dan Connote
Mempertimbangkan hal di atas, perbedaan utama antara denoting dan connoting cukup jelas. Di satu sisi, bahasa denotatif menunjukkan satu makna, yang bersifat langsung dan eksplisit, sedangkan bahasa konotatif menandai lebih dari satu makna, lebih bersifat tidak langsung dan implisit.
Di sisi lain, bahasa denotatif bersifat objektif dan dapat dengan mudah ditafsirkan, tanpa perlu memperhitungkan konteks. Sebaliknya, bahasa konotatif bersifat subyektif dan hampir seluruhnya bergantung pada interpretasi penerima dan konteksnya.
Contoh denotasi dan konotasi
Beberapa contoh umum denotasi dan konotasi adalah:
- Denotasi: “Saya punya dua hewan peliharaan: seekor anjing dan seekor kucing.” / Konotasi: “Orang tua saya rukun seperti kucing dan anjing”. Maksudku, mereka rukun.
- Denotasi: “Lengan sepupu saya sangat kurus.” / Konotasi: “Sepupu saya punya dua spageti.” Lengannya kurus seperti mie spageti.
- Denotasi: “Kalung mutiara itu mahal.” / Konotasi: “Senyumnya penuh mutiara.” Artinya, gigi mereka putih dan berkilau seperti mutiara.
- Denotasi: “Harga emas naik.” / Konotasi: “Ikal emas gadis itu bergerak mengikuti angin.” Rambut gadis itu pirang.
- Denotasi: “Penting untuk membaca dalam cahaya yang cukup.” / Konotasi: “Pemain itu adalah cahaya.” Pemainnya cerdas, cepat, intuitif…
- Denotasi: “Benzema adalah pencetak gol terbanyak di Liga Champions Eropa 2022.” / Konotasi: “Pemain muda itu akan menjadi Benzema”. Pemain muda yang dimaksud, jika dia terus seperti ini, bisa menjadi cerdas, halus, cepat, karismatik, murah hati, pencetak gol yang luar biasa dan bahkan, jika ada keadilan sekali dalam penghargaannya, sebuah Ballon d’Or. Benzema.
- Denotasi: “Melihat bocah malang itu membuatnya terharu.” / Konotasi: “Melihat bocah malang itu menghancurkan hatinya.” Melihat anak itu membuatnya terharu, membuatnya sedih.
- Denotasi: “Tetesan air itu identik.” / Konotasi: “Adikku dan sepupuku adalah dua kacang polong.” Mereka sangat mirip.
- Denotasi: “Babi biasanya memakan semua jenis makanan.” / Konotasi: “Dia makan seperti babi selama akhir pekan.” Dia makan banyak selama akhir pekan.
Sumber
- Rodríguez, E. (2021, 15 Juli). Perbedaan antara denotasi dan konotasi . Tersedia di sini .
- Ecoembes. (2022, 19 Juli). Bahasa konotatif dan denotatif: pentingnya komunikasi dalam perusahaan . Tersedia di sini .
- RAE. Kamus Akademi Kerajaan Spanyol. Tersedia di sini .